By
Nurwansyah
Indonesia
merupakan Negara yang besar dengan kelimpahan sumber daya alam dan manusia yang
besar. Namun saying dengan SDA dan SDM yang melimpah tersebut rakyat masih
harus menjerit dan bergelimang kesengsaraan. Pada hal Negara ini dijuluki
surga, bahkan kekayaan alam ini
dijadikan sebuah lirik lagu yang sangat-sangat miris
“ bukan lautan hanya
kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau
temui,”
Itu
hanya sepenggal lirik lagu, saya yakin kita semua tentunya hafal dengan lagu tersebut,
akan tetapi bila kita bandingkan dengan fakta yang ada sekarang, sangat
bertolak belakang.
Jika
saja para elit-elit politik dinegri ini lebih peduli dan respon serta kreatif,
banyak hal yang dapat dimanfaatkan dinegri ini guna meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya.salah satu hal yang terlupkan ialah : Rakyat adalah pondasi utama
sebuah Negara, perekonomian rakyat adalah kekuatan perekonomian Negara. Jadi,
perekonomian Negara yang kuat berawal dari pembangunan perekonomian tingkat
bawah (rakyat) bukan kalangan pengusaha yang sudah barang tentu berduit.
Salah
satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan perekonomian masyarakat
terutama masyarakat pedesaan dan pelosok ialah pemanfaatan lahan perkarang.
Pada umumnya lahan perkarangan rumah masyarakat daerah pelosok, pedesaan sangat
luas sementara bangunan tempat tinggalnya sempit. Jika kita anggap setiap
masyarakat dipelosok dan pedesaan memiliki luas lahan perumahan 20 x 20 m
sedangkan untuk bangunan rumah hanya 8 x 10 m, artinya setiap masyarakat pedesaan
dan pelosok memiliki luas perkarangan 12 x 10 m. jika angka ini kita jumlahkan
dengan seluruh penduduk yang ada dipedesaan dan pelosok negri ini, ada luas
lahan yang terhampar begitu saja. Jika ada alasan begini dan begitu, tentang
lahan perkarangan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat, memang benar, tetapi
pakah pemanfaatan tersebut efektif? Karena umumnya lahan perkarangan
masyarakat, ditanaman pepohonan, tanaman hias dan tanaman buah-buahan yang tak
bernilai ekonomis tinggi.
Andai
saja, para pemimpin negri ini mau menyisihkan sedikit saja anggaran untuk
pemanfaatan lahan perkarangan dipedesaan dan pelosok negri ini, akan banyak
keuntungan dan kebaikan yang akan diperoleh terutama dalam peningkatan
perekonomian bangsa tercinta ini.
Pemanfaatan
lahan perkarangan tersebut sangat efektif dan efisin apabila ditanami dengan
tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis dan dibutuhkan oleh masyarakat contoh
tanaman sayur-mayur seperti kangkung, cabai, sawi, dan masih banyak lagi jenis
tanaman sayuran lainnya yang berumur genja (pendek), dan ini tidak perlu lahan
yang luas, karena kita bisa memanfaatkan polybag, kantung plastik, karung goni
bekas, kaleng cat, dan wadah lainnya dengan sistem budidaya yang kreatif dan
intensifikasi lahan. Untuk melaksanakan kegiatan ini agar berjalan baik, kita
bisa memanfaatkan tenaga-tenaga professional seperti mahasiswa pertanian
sebagai penyuluh, atau disiplin ilmu lainnya yang berkompeten. Saya rasa pra
pemimpit dan elit-elit politik dinegri ini lebih pintar dari saya, tentu mereka
sudah tahu apa yang seharusnya mereka lakukan.
Keuntungan
pemanfaatan lahan perkarangan ini baik langsung maupun tidak langsung akan
memberikan dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan penciptaan
lapangan kerja. Jika kita gambarkan, maka akan membentuk sebuah lingkaran besar
yang saling memiliki keterkaitan. Artinya dengan modal sedikit kita memperoleh
berlipat keuntungan. Saya akan membandingkan biaya yang dikuluarkan oleh
pemerintah untuk membiayai PLN selama satu tahun dan manfaat yang diperoleh
dengan biaya yang pemanfaatan lahan perkarangan dan manfat yang diperoleh.
Perbandingannya seperti dibawah ini :
PLN
(Perusahaan Listrik Negara) dengan biaya modal usaha pertahuan dari pemerintah
2-3 T pertahun saya ambil angka dibawah yang sebenarnya diberikan oleh
pemerintah dengan tujuan tertentu. Manfaatnya :
- Memenuhi kebutuhan enegi masyarkat (umumnya menggunakan peralatan listrik ex : tv, kompoter, dll)
- Meningkatkan perekonomian khususnya meningkatkan peluang munculnya usaha skala kecil-menengah
- Menciptakan lapangan kerja
- Meningkatkan kemajuan bidang ilmu komunikasi dan teknologi
- Penerang kegelapan hahaha
Kelemahan
:
- Selalu merugi dan tidak pernah dengar PLN untung (tidak efektif dan efisien)
- Hanya dirasakan oleh sebagain rakyat Indonesia (50 masuk PLN :50 gak masuk PLN)
- Lapangan kerja terbatas khusunya hanya untuk mereka yang memiliki skill dan pendidikan tertentu (Indonesia banyak yang pendidikannya rendah khususnya didesa apalagi didaerah pelosok)
- Tarif TDL terus naik tapi manfaat terus turun
- Peluang munculnya usaha terbatas terhadap usaha tertentu (fotocopy, warnet, dll)
Jika
biaya sebesar 2-3 Truliun rupiah digunakan untuk pemafaatan lahan perkarangan akan
bermafaat dalam hal :
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Meningkatkan peluang usaha kecil menengah bagi mereka yang berpendidikan rendah hingga tinggi
- Memenuhi kebutuhan pangan rakyat
- Meningkatkan kualitas hidup rakyat terutama bidang kesehatan
- Membuka peluang kerja
- Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
- Menciptakan kemandirian masyarakat
- Mengurangi pengangguran intelektual
- Menekan rasio kejahatan/kriminalitas
- Cukup sekali menggeluarkan anggaran negara dan selanjutnya tidak perlu
- Meningkatkan pembangunan infrastruktur
Kelemahan
:
Hampir
tidak ditemukan dengan catatan ini dilakukan sesuai SOP yang benar.
Lantas,
apakah pemerintah tidak pernah memikirkan hal ini? Pernah gak kita dengan
peribahasan ini :
“sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit”
Dari yang hal yang kecil
akan menjadi besar dan hal besar akan menjadi kecil sebenarnya itu maksud yang
tersirat dari peribahasan tersebut. Kita sering meupakan hal yang kecil,
padahal hal kecil itulah kunci utama keberhasilan hal yang besar
konsep
ini lah yang dijanjikan dengan pemanfaatan lahan perkarangan tersebut. Saya
tidak uraikan manfaatnya dengan detail karena saya yakin para pembaca tentu
sudah dapat mengerti maksud saya. Selain itu, dengan penggunaan anggaran
belanja Negara yang bijak, tujuan mulia Negara ini untuk meciptakan
kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran akan terealisasi. Maskudnya ialah :
anggaran seharusnya tidak untuk membiayai hal kepentingan yang itu-itu saja
apapun ceritanya (Perusahaan Negara yang terus merugi) tetapi digunakan untuk
membiayai kegiatan lain yang lebih efektif dan efisien. Konsepnya sebenarnya
mudah saja menurut saya yaitu konsep aneka kebijakan dan pemanfaatan (maaf saya
kurang tahu dengan istilah-istilah tersebut, harap dimaklumi. Artinya jika
tahun ini anggaran digunakan untuk membiayai ini, maka tahun berikutnya untuk
membiayai kegiatan lain, begitu juga dengan tahun-tahun berikutnya (kecuali
untuk kebutuhan pokok Negara seperti gaji pegawai dll), jadi akan muncul topang
menopang antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya (jika satu tidak efektif
maka yang satu tentu efektif sehingga akan terjadi yang namanya menutupi
kelemahan dengan kelebihan). Dengan konsep ini maka, SDA dan SDM yang melimpah
dinegri ini akan terekspoitasi optimal.
Fakta
yang terjadi saat ini yang menyebabkan Negara ini tertinggal (sebutan kerennya
Negara sedang berkembang alias Negara tertinggal) adalah :
- Pemerintah tidak memiliki konsep kepemimpinan dan kebijakan yang berkesinambungan. Ganti pemimpin ganti kebijakan. Istilahnya jika mau bangun rumah pemimpin yang satu membuat konsep rumah seperti ini, setelah berjalan setengahnya ternyata masa jabatan berakhir kemudian diganti dengan pemimpin baru, ternyata pemimpin baru ingin meneruskan tetapi dengan konsep lain pula, alhasil diganti, bangun lagi yang baru. Lucu kan? Ini namanya “Generasi pembangun bukan generasi penerus bangsa “ masuk logika kan?
- Pemerintah lebih mementingkan urusah yang besar dari pada urusan yang kecil. pada hal yang kecil itulah hal yang penting. Narasinya seperti ini “ ada sebuah rumah besar, tiap hari sipemilik sibuk membersihkan halaman, ruang tamu, pokoknya rumah terlihat mengkilap deh, tapi lupa bersihkan WC (kamar mandi). Jika anda menilai kebersihan rumah misalnya apa yang anda nilai terlebih dahulu? Pernah dengan tentunya tentang menilai kebersihan kamar mandi terlebih dahulu? Tapi bukan berarti dengan ini kita mengenyampingkah hal yang besar tetapi harus ada keseimbangan (belens) antara keduanya, baik hal yang kecil maupun besar tetap mendapat porsi perhatian dan keseriusan yang sama
- “Selagi bisa dipersulit kenapa harus dipermudah” ini lah prinsip-prinsip yang sering dijumpai dalam setiap urusan baik dipemerintahan. Padahal hal yang diurus adalah hal-hal yang sepele dan tidak berlu menghabiskan waktu yang lama
- Budaya antri. Kenapa terjadi budaya antri? Karena tidak cukupnya pelayan dengan yan dilayani kalaupun cukup banyak yang mangkir melayani dengan berbagai alasan. Fakta banget
- Sistem birokrasi semau gue
- Kelosidan dan keabsahan serta ketegasan kebijakan masih goyang.
- Keinginan dan hasrat tinggi, realisasi cukup dikertas
- Jago memprediksi, merancang, menyulap, berdebat tapi sedikit dan lambat bertindak
Setidaknya
itulah rapor bagus negri ini. Cocok untuk dilanjutkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar