Pengertian gulma
Munculnya gulma akibat adanya ulah tangan manusia yang mengubah ekosistem alami menjadi ekosistem buatan sehingga tanaman yang terdapat pada ekosistem alami mengalami adaptasi atau penyesuaian dengan ekosistem baru (pertanian) yang bersaing dengan tanaman budidaya untuk mempertahankan populasinya dan memperbanyak diri.
Pengertian gulma yang paling umum adalah:
1. Tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya
2. Tumbuhan yang tumbuh di tempat yang dikehendaki pada waktu tertentu
3. Tumbuhan yang tidak berguna
4. Tumbuhan yang ikut campur dengan manusia di bidang pertanian,dan
5. Tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya
6. tumbuhan yang tidak dikehendaki
Ada dua kelompok pengertian gulma:
1. Bersifat subyektif (berdasarkan kepentingan manusia) Gulma adalah:
a. Tumbuhan yang salah tempat.
b. Tumbuhan yang tidak diinginkan.
c. Tumbuhan yang tidak dikehendaki.
d. Tumbuhan yang tidak diusahakan.
e. Tumbuhan yang merugikan.
f. Tumbuhan tidak sedap dipandang mata.
g. Tumbuhan yang mempunyai nilai negatif lebih besar daripada nilai positifnya.
h. Tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya.
2. Bersifat Umum
Gulma adalah tumbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala aktivitas manusia. Kaitan dengan budidaya tanaman yaitu : gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam mengelola usahataninya (Kastono, 2004).
Setiap jenis tumbuhan berpotensi menjadi gulma. Fryer (1977 cit. Nasution, 1986):
Tumbuhan yang berpotensi sebagai gulma cenderung mempunyai ciri khas tertentu yang memungkinkannya untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan gangguan dan kerugian. Ciri khas daripada gulma antara lain:
a. pertumbuhannya cepat,
b. mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya,
c. mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem,
d. mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif dan atau generatif,
e. alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air, maupun binatang, dan
f. bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan (Nasution,1986).
Gangguan dan Kerusakan Tanaman Budidaya Tanaman budidaya walaupun syarat tumbuhnya terpenuhi apabila mendapatkan gangguan akan mengalami kerusakan akibat hasilnya menurun bahkan dapat gagal panen.
Kerusakan Tanaman
1. Pengganggu Abiotik
1. Gangguan alam (kekeringan, banjir, angin kencang bersalinitas tinggi, gempa, dsb).
2. Kondisi tanah (pH ekstrem, tekstur dan struktur kurang baik, ketersediaan hara rendah, populasi mikrobia sedikit, dsb).
3. Tindakan agronomi (kerusakan akar lalu pindah tanam, pendangiran dan penggemburan tanah.
4. Lingkungan (keracunan limbah, kebakaran, eksploitasi lingkungan).
2. Pengganggu Biotik (Hayati)
1. Hama (binatang, serangga, tungau, nematoda)
2. Patogen Penyakit (bakteri, virus, dan jamur)
3. Gulma (tumbuhan pengganggu)
Penilaian Kerusakan
1. Penilaian kerusakan yang disebabkan oleh gulma merupakan suatu prasarat dalam penentuan arti penting gulma; walaupun demikian, kerusakan tidak sepanjang waktu kelihatan dan mudah dikenal.
2. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma tidak terbatas hanya pada produksi tanaman, tetapi juga mencakup usaha-usaha manusia di dalam mencapai tujuannya.
3. Apabila dicoba untuk menghitung kerugian yang disebabkan oleh gulma, maka diperlukan suatu persamaan yang memerlukan nilai kerugian tanaman budidaya, biaya pengendalian, kerusakan lingkungan, pengaruh terhadap kesehatan manusia, kerugian ternak, pengaruh terhadap kualitas kehidupan dan lingkungan, dan banyak faktor lainnya.
Kerugian Akibat Gulma
1. Menurunkan hasil tanaman (kuantitas dan kualitas produk) melalui persaingan: air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (kompetisi dalam dimensi ruang dan waktu).
2. Menghambat/menekan pertumbuhan bahkan meracuni tanaman budidaya dengan mengeluarkan zat alelopat.
Beberapa contoh gulma yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain, misalnya:
I. sembung rambat (Mikania sp.) mengeluarkan zat ekskresi (fenol dan flavon) menghambat pertumbuhan karet
II. alang-alang (Imperata cylindrica L) menghasilkan fenol,
III. Juglans nigra menghasilkan hydroxy juglane,
IV. teki (Cyperus rotundus L.) menghasilkan asam salisilat,
V. Salvinia leucophylla mengeluarkan senyawa terpenenes,
VI. Encelia farinosa melepaskan 3-acetyl-6-methoxy benzaldehyde,
VII. Artemisia vulgaris menghasilkan zat yang mudah menguap dan bersifat toksik, dan
VIII. A. absinthium melepaskan absinthine.
IX. Sebaliknya beberapa jenis tumbuhan yang juga terhambat pertumbuhannya akibat zat toksik yang dihasilkannya sendiri antara lain:
X. Helianthus annuus dan Parthenium argenatum menghasilkan trans-cinnamic acid, Erigeron sp, Aster, Sorghum halepense, Agropyron repens, dan Brassica oleracea
4. Mempersulit pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, pendangiran dan penggemburan tanah, serta pengendalian OPT.
5. Menghambat aliran air dan merusak saluran pengairan.
6. Mengurangi persediaan air di waduk (transpirasi).
7. Mengurangi kapasitas air di saluran pengairan dan tempat penampungan (sungai, selokan, waduk, dam, embung, kolam, dsb) akibat sedimentasi.
8. Mengganggu dan mempersulit aktivitas manusia dalam budidaya tanaman sejak pratanam sampai pascapanen misal sanitasi kebun / lahan budidaya.
9. Sebagai inang pengganti bagi serangga hama dan patogen penyakit.
10. Peningkatan biaya untuk pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Gulma diserang oleh penyebab hama dan penyebab penyakit tumbuhan yang sama dengan yang menyerang tanaman.
11. Scirpus maritimus menghidupi Piricularia orizae, organisme yang menyebabkan penyakit hawar (blast) padi.
12. Kebanyakan gulma rumputan adalah tumbuhan inang bagi penggerek daun hijau dan coklat (Nephotettix impiticepts dan Nilaparvata lugens).
13. Di antara musim pertanaman, gulma tersebut bertindak sebagai tumbuhan inang serangga yang menjamin adanya serangga pada musim tanam berikutnya (Soejono et al., 2000).
14. Menimbulkan ganguan kesehatan. Tepungsari beberapa spesies gulma menyebabkan alergi dan beberapa spesies menyebabkan peradangan kulit. Beberapa spesies gulma yang tepungsarinya menyebabkan alergi, antara lain Cynodon dactylon, Eleusine indica, Imperata cylindrica, Amarantus spinosus, Tridax procumbens, Mimosa pudica, dan Cyperus rotundus (Soejono et al., 2000).
Kaitan Gulma dengan Hama dan Penyakit
Gulma sebagai inang pengganti:
Serangga hama
Nematoda
Bakteri
Virus
Jamur
Peran Postif Gulma
Gulma bermanfaat dalam:
a. Melindungi tanah dari erosi misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan tanah.
b. Menyuburkan tanah yaitu :Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan C. caeruleum.
c. Sebagai inang pengganti predator serangga hama atau pathogen seperti Cytorhynus lividipenis dan Synedrella nudiflora sebagai musuh alami Nilaparvata lugens Coccinela arquata dan Ludwigia hyssopifolia musuh alami N. Lugens
d. Parasitoid serangga hama misal : Diadegma eucerophaga pada Vernonia cinerea musuh alami Plutella xylostella à kubis Platigaster oryzae pada Ageratum conyzoides musuh alami Orseolea oryzae (penggerek padi)
e. Sebagai Trap Crop:
I. Tripsacum laxum à Platylenchus loosi pada teh.
II. Titonia diversifolia à Regidophorus lignosus pada Flemingia congesta.
f. Sebagai tanaman penghalang : Tagetes patula à Meloidogyne hapla
Klasifikasi Gulma
1. Berdasar sifat morfologi & respon terhadap herbisida:
a. Grasses (Rumputan): Famili Gramineae
b. Sedges (Tekian): Famili Cyperaceae
c. Broadleaf Weeds (Daun Lebar): Selain Rumputan & Tekian
d. Fern (Pakisan): berasal dari keluarga pakisan/paku-pakuan
Persamaan Grasses dengan Sedges:
a. termasuk tumbuhan monokotil,
b. b. akar serabut, batang tidak bercabang,
c. titik tumbuh tidak selalu muncul (kelihatan),
d. daun berbentuk pita atau garis.
Perbedaan Grasses dan Sedges:
Variabel Grasses Sedges
Batang
Pelepah daun
Kondisi pelepah daun
Lidah daun
Telinga daun
Kedudukan daun
Kedudukan bunga Bulat / pipih
Ada
Robek
Ada
Ada
Berseling
Pada bulir Segitiga / pipih
Tidak ada
Bila ada utuh
Tidak ada
Tidak ada
Berjejal pada pangkal
Pada anak bulir
Perbedaan Broadleaf Weeds dengan Grasses dan Sedges:
Variabel Broadleaf Weeds Grasses & Sedges
Kenampakan titik tumbuh Muncul / tampak Tidak selalu
Macam titik tumbuh Apikal & lateral Apikal, lateral, & interkalar
Tipe akar Tunggang Serabut
Percabangan batang Bercabang / tidak Umumnya tidak
Tipe daun Tunggal / majemuk Tunggal
Kedudukan daun Bertangkai / tidak Tidak bertangkai / duduk
Tumbuhan Dikotil & Fern Monokotil
2. Berdasarkan Daur Hidup (Umur)
a. Annual Weeds (Gulma semusim)
Ciri-ciri :
Umur < 1 tahun organ perbanyakannya biji umumnya mati setelah biji masak produksi biji melimpah Contoh : Eleusine indica, Cyperus iria, Phyllanthus niruri, dsb. b. Biennial Weeds (Gulma dwimusim) Ciri-ciri: Umur 1-2 tahun tahun pertama membentuk organ vegetatif dan tahun kedua menghasilkan biji Contoh : Typhonium trilobatum dan Cyperus difformis. c. Perennial Weeds (Gulma tahunan) Ciri-ciri: Umur > 2 tahun
perbanyakan vegetatif dan atau generative
organ vegetatif bersifat dominansi apical (cenderung tumbuh pada ujung)
bila organ vegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh
Contoh : Imperata cyllindrica, Chromolaena odorata, dan Cyperus rotundus.
3. Berdasarkan Habitat
a. Terrestrial Weeds (Gulma darat)
Ciri-ciri: Tumbuh di lahan kering dan tidak tahan genangan air.
Contoh : Axonopus compressus, Ageratum conyzoides, dan Cyperus rotundus.
b. Aquatic Weeds (Gulma air)
Ciri-Ciri : Sebagian/seluruh daur hidupnya di air, umumnya bila kekeringan mati. Contoh: Pistia stratiotes (Floating Weeds), Monochoria vaginalis (Emergent Weeds), Ceratophyllum demersum (Submergent Weeds), dam Polygonum piperoides (Marginal Weeds).
c. Areal Weeds (Gulma menumpang pada tanaman)
Ciri-ciri : Tumbuhnya selalu menempel/menumpang pada tanaman lainnya dan biasanya mengganggu.
Contoh: Drymoglossum heterophyllum (Epifit), Loranthus pentandrus (Hemiparait), dan Cuscuta campestris (Hiperparasit).
4. Berdasarkan Tipe/Cara Tumbuhnya
a. Erect / tumbuh tegak : Boerhavia erecta
b. Creeping / tumbuh menjalar: Paspalum conjugatum
c. Climbing / memanjat : Meremia hirta
5. Berdasarkan Struktur Batang
a. Herba/tidak berkayu : Panicum repens
b. Vines/Sedikit berkayu : Mikania micrantha
c. Woody Weeds/berkayu : Melastoma affines
Cara Perbanyakan Gulma
a. Generatif
1. Biji: Echinochloa colonum, Cyperus compressus, Amaranthus spinosus
2. Spora: Marsilea quadrifolia dan Dryopteris aridus
b. Cara Vegetatif
1. Stolon : batang menjalar di permukaan tanah, pada setiap buku/ruas dapat tumbuh tunas dan akar menjadi individu baru. Contoh: Cynodon dactylon & Centrosema pubescens
2. Rimpang : batang menjalar dalam tanah, pada setiap buku/ruas dapat tumbuh tunas dan akar menjadi individu baru. Contoh : Imperata cyllindrica, Scirpus grossus
3. Stem Tuber/umbi batang : Pangkal batang membesar terdapat cadangan makanan dan tunas. Contoh: Typhonium trillobatum.
4. Root Tuber/umbi akar: pembesaran akar terdapat makanan cadangan dan calon tunas. Contoh: Cyperus rotundus.
5. Bulbus/Umbi lapis : Pelepah daun yang menebal dan berlapis-lapis, di antara lapisan terdapat tunas. Contoh: Allium veneale
6. Corm : Batang yang gemuk pendek berdaging dilapisi daun-daun yang meredusir seperti sisik. Contoh : Ranunculus bulbosus
7. Runner : Stolon yang internodianya sangat panjang pada ujungnya tumbuh tunas. Contoh : Pistia stratiotes, Elephantopus scaber, dan Eichhornia crassipes.
Cara Penyebaran Gulma
1. Autochory:
1. Letusan/ledakan buah : Euphorbia geniculata dan Impatien balsamina.
2. Polong tua pecah : Calopogonium mucunoides, Crotalaria incana, C.retusa (Leguminoceae)
2. Anemochory : Biji dilengkapi kabu-kabu atau parasut contoh : Imperata cyllindrica, Chromolaena odorata, Erectites valerianifolia, Erigeron sumatrensis
3. Hydrochory :
1. Biji tipis dan ringan: Limnocharis flava
2. Fragmentasi batang: Salvinia molesta dan Pistia stratiotes
4. Ornithochory : Daging buah manis dan lekat. Contoh : Loranthus pentapetales dan Ficus benghalensis
5. Zoochory :
1. Endozoochory : biji tidak bisa dicerna contoh : Paspalum conjugatum, Hypericum perforatum, dan Cynodon dactylon
2. Extozoochory: biji ada alat pengait contoh : Andropogon aciculatus, Tryumfetta laputa, dan Desmodium heterophyllum
6. Anthropochory :
1. Kesengajaan manusia : Lantana camara, Eichhornia crassipes, Salvinia molesta, dan Mimosa invisa
2. Biji ada alat pengait : Stachytarfetta indica
Tidak ada komentar:
Posting Komentar