By :
NURWANSYAH
Pertanian
adalah salah satu sistem/lembaga/instansi terpadu, terintegritas dan
terorganisasi yang berkaitan dengan penyelanggaraan dari produksi hingga
konsumsi mengenaik kebutuhan dasar manusia baik budidaya, perbanyakan,
perlindungan, sistem pemasaran, pasar dan konsumen terutama berkaitan dengan
budidaya tanaman.
Dalam
pelaksanaan budidaya tanaman adalah beberapa hal yang menjadi kendala yang
dapat menghambat terciptanya iklim budidaya ideal. Hal-hal tersebut diantaranya
ialah :
1.
Kesuburan tanah berkaitan dengan ketersediaan
unsur hara dan jenis tanah.
2.
pH tanah berkaitan dengan penyediaan unsur
hara, pertukaran kation dan anion dalam tanah serta populasi mikroorganisme
dalam tanah
3.
mutu dan kualitas benih/bibit berkaitan
dengan keunggulan dan varietas dan toleransi benih/bibit terhadap kondisi
lingkungan, iklim dan hama penyakit.
4.
Teknik budidaya/Culture Teknis
berkaitan dengan sistem dan cara yang diterapkan dalam budidaya
5.
Pengendalian hama dan penyakit
6.
Pengaplikasiaan fertilizer dan zpt
7.
Iklim pasar berkaitan dengan permintaan,
kebutuhan, konsumen, pendistribusiaan, harga dan peraturan dan komitmen
pemerintah baik pusat maupun daerah
8.
Permodalan
Namun
tidak semua hal tersebut perlu dibahas secar mendetail dan terperinci, tetapi
ada beberapa hal yang perlu diluruskan menganai pemahaman petani kita tentang
pH tanah. Keterkaitan pH tanah terhadap hal-hal yang menjadi kendala budidaya
adalah tidak akan terjadinya singkronisasi antara hasil yang diperoleh dan
diharapkan oleh pembudidaya meskipun hal lain terpenuhi dan teraplikasikan
dengan baik. Mengapa?
Karena
pH merupakan syarat mutlak yang harus diperhatikan oleh setiap
petani/pembudidaya dalam mencapai tujuan utama budidaya yaitu tingkat produksi
yang optimal. pH tanah yang tidak ideal untuk jenis tanaman budidaya akan
mempengaruhi terhadap tanaman secara langsung maupun tidak terutama :
1.
Penyerapan unsur hara oleh tanaman itu
sendiri. Pemahaman ini mudah dijelaskan tanpa rumus maupun teori yang rumit.
Contohnya begini : kita anggap tanaman itu adalah kita, pH tanah adalah terik
matahari dan unsur hara dan mineral tanah adalah batu es/es batu. Asumsinya
seperti ini “ jika kita bekerja dalam kondisi dibawah terik matahari tentu kita
kepanasan dan kehausan, untuk menghilangkan haus dan panas tentunya kita ingin
minum air dingin. Tetapi apa jadinya jika air yang kita akan minum berupa es
batu yang tidak cair sama sekali?” begitu juga halnya dengan tanaman, jika
kondisi pH rendah/ dibawah batas toleran tanaham kondisi seperti kita yang mau
minum tapi air nya dalam bentuk batu es? Penjelasan lanjut kita sudah tentu
mengertu dan tidak perlu dibahas panjang lebar
2.
Proses KTK dan KTA dalam tanah terganggu. KTK
: koefisien tukar kation dan KTA : koefisien tukar anion. Koefisien pertukaran
baik kation maupun anion sangat bergantung pada pH tanah. Imbas dari
terganggunya KTK dan KTA ini adalah ketersediaan unsur hara yang diperlukan
tanaman.
3.
Populasi mikroorganisme dalam tanah. Pada
kondisi pH rendah atau asam mikroorganisme tidak akan aktif bahkan
keberadaannya dalam tanah pun akan tidak ada sama sekali. Manfaat keberadaan
mikroorganisme tanah selain membantu porses penguraian dan ketersediaan unsur
hara minera, juga sangat berperan penting dalam proses perbaikan sifat buruk
tanah seperti aerase dan drainase, pelapukan bahan organik tanah (BOT), dan
masih banyak manfaat lainnya bagi tanah dan tanaman secara tidak langsung
pH tanah
dapat kita ukur melalui beberapa cara maupun dengan indikator-indikator lain.
Ada beberapa cara dan indikator yang dapat kita gunakan dalam pengukuran pH
tanah yaitu :
1.
Pengujian laboraturium. Cara ini mengunakan
beberapa tesk dan pengujian terhadap sampel tanah yang diambil dari beberapa
titik dalam suatu luasan lahan tertentu dengan kedalaman sampel yang diambil
minimal 1 meter dari tanah bagian atas. Cara ini terbilang cukup rumit
dilakukan oleh petani-petani awam bahkan petani yang berpredikat sarjana
sekalipun jika tidak menguasai mengenai alat, bahan, dan prosedur kerja labor
analisis tanah
2.
Pengujian dengan kertas lakmus
3.
Pengujian dengan pH meter
4.
Dan yang paling mudah untuk mendeteksi apakah
pH tanah rendah atau tidakk dengan melihat indukator yang ada pada lahan
tersebut. Indikator paling mudah ialah jenis tanaman yang tumbuh dilahan
tersebut. Jika tanaman yang tumbuh didominasi oleh tanaman berdaun sempit
(alang-alang, pakis, teki-tekian) tanaman berkayu. Menandakan pH tanah tersebut
rendah. Jika yang mendomisai tumbuhan berdaun lebar berarti pH tanah mendekati
atau normal (5,6-6,8). Alangkah baiknya juga dilakukan analisa lebih lanjut
baik dengan uji laboraturium, maupun dengan pH meter.
Permasalahannya
tidak cukup disini saja, selanjutnya ialah berapa jumlah kapur pertanian yang
harus digunakan untuk menaikan pH dari pH tidak ideal/asam menjadi normal. Cara
yang paling sederhana dalam menentukan kebutuhan kapur pertanian ialah dengan
menghitung selisih antara pH tanah yang dituju dengan pH tanah aktual (pH tanah
berdasarkan hasil pengujian dan analisis) dikali 2000 kg kapur pertanian
perhektar (untuk menaikan 1 point ph tanah diperlukan 2ooo kg kapur
pertanian.sudah baku).
Contoh :
Dik : pH
aktual 4,2
pH yang dituju 5,8
jawab :
5,8-4,2 x 2000 kg
hasilnya
: 3200 kg/hektar
artinya
untuk menaikan pH dari pH sebelumnya 4,2 menjadi 5,8 dalam satu hektar luas
lahan diperlukan 3200 kg kapur pertanian.
Semoga bermanfaat!!!!!!!!!!!!!!!!