Jumat, 25 Februari 2011

sertifikasi benih


Peningkatan produksi tanaman merupakan suatu kegiatan dan target utama yang  harus dicapai oleh para petani. Untuk mencapai target peningkatan produksi kualitas hasil memerlukan kerjasama dari semua pihak yang dalam hal ini adalah pihak atau para ahli pemulian tanaman dalam menghasilkan benih atau tanaman yang  unggul, memiliki produksi tinggi serta kualitas hasil produksi yang baik.
            Syarat-syarat benih yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman harus berasal dari induk yang jelas asal usulnya, memiliki produksi tinggi, memiliki daya adaptasi luas, tahan terhadap serangan hama dan  penyakit serta matang secara fisiologis.
            Benih bermutu tinggi mutlak harus dipergunakan dalam usaha peningkatan produksi tanaman disamping perlakuan-perakuan dalam budidaya tanaman. Benih unggul atau benih yang baik merupakan bakal calon tanaman yang akan menentukan jumlah dan kualitas produksi dengan sifat genetis yang dibawa dari induk tanaman tersebut. Untuk menghasilkan benih yang layak untuk bahan perbanyakan tanaman yang memiliki daya kecambah tinggi, kotoran rendah, produksi tinggi, tahan terhadap serangan hama penyakit, dan memiliki daya adaptasi yang luas perlu dilakukan pengujian-pengujian terhadap benih tersebut serta perlakuan-perlakuan khusus terhadap benih sebelum disebar kepara petani.
            Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam memperoleh benih yang layak dijadikan sebagai bahan perbanyakan tanaman meliputi daya kecambah, kecepatan berkecambah, kemurnian benih, dan stuktur dan tekstur benih. Selain pengujian, kualitas benih sebagai bahan perbanyakan tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air benih dan lama penyimpanan benih. Jika kadar air dalam benih tinggi maka benih tidak akan baik jika dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Begitu juga bila lama penyimpanan benih.
Bila benih terlalu lama disimpan akan mengurangi kemampuan berkecambah benih. Hal ini dikarenakan benih yang kadar air nya tinggi serta waktu penyimpanan yang lama akan mengalami proses metabolisme sehingga terjadi perubahan dan perombakan senyawa-senyawa penting dalam benih sehingga mengurangi daya kecambah dan kecepatan berkecambah benih.
Dalam upaya peningkatan produksi tanaman hal utama yang menjadi prioritas adalah penyediaan benih yang bermutu tinggi yang bersertifikat  yang telah diperlakukan secara khusus dengan pengujian-pengujian yang yang telah dilakukan oleh para ahli pemulia tanaman (Saeni.).
Benih merupakan bahan perbanyakan tanaman yang erat hubungannya dengan usaha peningkatan produksi tanaman yang membawa sifat dan informasi genitik dari pohon induknya. Benih bermutu tinggi atau benih berkualitas memiliki beberapa komponen penting yang menjadikannya sebagai benih unggul yang layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Komponen-komponen benih tersebut ialah daya kecambah,  kecepatan berkecambah, kadar air, lama penyimpanan serta kemurnian benih. Daya kecambah benih akan mengalami kemunduran yang disebabkan oleh lamanya periode penyimpanan, kadar air yang tinggi sehingga viabilitasnya rendah. Menurut Sutopo (1984) benih dengan kadar air tinggi serta lamanya periode penyimpan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman karena telah mengalami proses perombakan senyawa-senyawa didalam benih yang menyebabkan rendahnya viabilitas benih (Sutopo.1984)
Menurut Kamil (1984) bahwa daya kecambah benih yang baik untuk digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman minimal 80%. Jika daya kecambah benih dibawah 80% maka benih tersebut tidak layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman (Sadjad,S.1974).
Menurut Kamil (1984) dan Mayer and Mayber (1894) bahwa pada proses perkecambahan pada tanaman yang terjadi pertama kali adalah proses pemanjangan pada sel akar dan kemudian diikuti oleh pemanjangan pada batang. Pemanjangan pada akar dilakukan oleh tanaman pertama  kali bertujuan untuk mengabsorbsi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kemudian ditransfer ke batang sehingga proses metabolisme dan fisiologi tumbuhan berjalan lancar kemudian baru terjadi pemanjangan pada batang dan diikuti oleh jaringan-jaringan lain pada tanaman jagung (Sutopo.1984).
Untuk mengetahui daya kecambah benih, kecepatan berkecambah, kadar air dalam benih perlu dilakukan beberapa pengujian untuk menentukn benih tersebut baik atau tidak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Pengujian-pengujian pada pada umumnya meliputi kemurnian benih, daya kecambah benih, kecepatan berkecambah, pertumbuhan akar dan batang. Kemurnian benih menentukan kualitas dari benih yang akan dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Benih dengan kemurnian tinggi diatas 90% menentukan bahwa benih tersebut layak digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Unsur-unsur yang diuji dalam kemurnian benih meliputi kotoran benih, benih tanaman lain, benih rerumputan.
Benih yang baik digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman maksimal memiliki kotoran benih lain 2%, kotoran benih 2%, benih rerumputan 1% dan kemurnian benih minimal 90%. Daya kecambah dan kecepatan berkecambah mempengaruhi persentase pertumbuhan benih. Semakin cepat kecepatan dan tinggi daya kecambah akan semakin tinggi persentase tumbuh. Benih yang baik dipergunakan sebagai bahan perbanyakan adalah yang memiliki daya kecambah minimal 95%.Pertumbuhan akar dan batang pada tanaman tidak sama, dimana pertumbuhan akar lebih panjang pada awal pembentukan setelah  itu baru terjadi pemanjangan pada bantang dimana terjadi proses absorbsi unsur hara oleh akar yang akan dipergunakan tanaman untuk proses pemanjangan batang, pembentukan daun serta buah.


I.     Struktur Benih Monocotil dan Dicotil
a.       Tujuannya adalah untuk melihat dan mempelajarin struktur benih Monocotil dan dicotil
b.      Bahan dan alat yang diperlukan adalah benih jagung, padi, kedelai, kacang tanah, dan jarak. Sedangkan alat yang digunakaan adalah pisau, luv, buku gambar dan pensil.
c.       Prosedur praktikum ialah dengan menggambar pandangan luar dan pemandangan dalam dengan membuat irisan membujur dan melintang dari benih
II.  Analisa Kemurnian Benih
a.       Tujuannya adalah untuk menganalisa komponen pada benih yang akan diuji dan mengetahui identitas macam-macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam benih contoh
b.      Bahan dan alat yang digunakan adalah benih padi, kedelai, jagung, timbangan, pinset dan luv.
c.       Prosedur kerja
                                  i.     Campurkancontoh benih samapai homogen
                                 ii.     Timbang benih contoh sebanyak 50 gram
                               iii.     Pisahkan komponen-komponen yang ada pada benih
1.      Benih murni
2.      Kotoran benih
3.      Benih tanaman lain
4.      Benih rerumputan
                              iv.      Timbang masing-masing komponen benih
III.   Uji Daya Kecambah (Standar Germenation Test)
a.      Tujuan dilakukan uji daya kecambah adalah untuk menentukan daya kecambah benih yang akan diuji
b.      Bahan alat yang digunakan ialah benih jagung, kertas stensil, benihj padi, benih kedelai dan rak penyimpanan benih.
c.      Prosedur praktikum yaitu dengan mengecambahkan benih dalam gulungan kertas yang telah dibasahi terlebih dahulu. Kertas stensil sebanyak tiga lembar yaitu dua lembar untuk bagian bawah dan satu untuk bagian atas atau penutup. Jumlah benih yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir  dengan 3 kali  ulangan.
d.      Pengamatan pertama dilakukan 5 hari setelah benih dikecambahkan kemudian diamati setiap 2 hari sekali sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang akan berkecambah. Untuk menghitung persentase benih yang berkecambah dengan rumus                                                                                      
                           jumlah benih yang berkecambah      
% kecamabah =                                                      X 100%                                                  jumlah benih yang dikecambahkan
IV.    Uji Kecepatan Berkecambah
a.       Tujuannya adalah untuk mengetahui indek perkecambahan benih dan vigor benih sampel
b.      Bahan dan alat yang digunakan antara lain benih padi, jagung, kedelai, kertas stensil, dan rak penyimpanan benih.
c.       Prosedur  kerja praktikum yaitu dengan mengecambahkan benih dalam gulungan kertas stensil yang telah dibasahi terlebih dahulu seperti pada SGT dengan benih yang ditanam 30 buah dengan 3 kali ulangan
d.      Pengamatan dilakukan setiap hari hingga hari ke 10 atau sampai tidak ada lagi benih yang berkecambah. Dengan menghitung persentase kecepatan berkecambah yaitu jumlah benih berkecambah dibagi dengan jumlah hari berkecambah.
V.                 Uji Pertumbuhan Radix dan Plumul (Akar dan Batang)
a.       Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang kecambah dan menentukan vigor benih
b.        Bahan dan alat yang digunakan : benih jagung, kedelai, padi, kertas stensil, rak penyimpanan benih
c.       Cara kerja praktikum : kecambahkan benih pada gulungan kertas stensil dengan 3 kali ulangan dimana setiap ulangan mengecambahkan 15 butir benih
d.      Pengamatan pertama dilakukan 5 hari setelah dikecambahkan dan kemudian setiap dua hari sekali sampai 5 kali pengamatan. Dengan mengukur panjang akar dan batang dengan mili atau cm. Hitung rata-rata panjang akar dan batang pada akhir pengamatan














Tidak ada komentar:

bagaimana pendapat anda mengenai blog ini?