Jumat, 25 Februari 2011

perbanyakan kopi dan kakao


Perkembangan komoditas tanaman perkebunan di Indonesia menjadi tulang punggung perekonomian masyarkat Indonesia. Selain itu, produk-produk hasil perkebunan memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Prospek itu antara lain adalah tumbuhnya industri hilir sampai hulu, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan petani perkebunan dengan nilai jual yang tinggi, tersedianya lahan yang cukup luas serta menghasilkan aneka produk olahan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.Komoditas tanaman perkebunan mulai berkembang pada pelita ke 3 sampai pelita ke 6. Dengan diluncurkannya Speed Up Program oleh pemerintah sebagai tindakan konkret pemerintah dalam meningkatkan produksi dibidang perkebunan.
            Komoditas perkebunan yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan cukup banyak diantaranya adalah tanaman kakao dan kopi.Ada beberapa jenis tanaman kakao yang dibudidayakan di Indinesia yaitu Forestero dan Criollo yang merupakan pohon induk tanaman kakao di Indonesia.Tanaman kakao memiliki akar tunggang yang terdiri dari akar primer, sekunder, tertier dan kuarter. Akar tungga tanaman kakao mampu mencapai kedalaman 8-15  meter.Batang tanaman kakao memiliki cabang yang tumbuh kearat atas yang disebut cabang orthotrop dan kearah samping yang disebut cabang glasiotrop.  Tinggi batang kakao dapat mencapai 8-10 meter.Daun kakao berbentuk bulat meruncing pada bagin ujungnya. Daun kakao tumbuh pada batang dan cabang kakao dengan bentuk berpasangan. Bunga kako berwarn putih yang muncul pada bagian batang kakao. Bunga ini akn terus berkembang menjadi buah kakao. Buah kakao berwarna hijau jika masih muda dan berwarna kuning jika telah tua.
Kakao dapat tumbuh dengan baik pada derah dengan ketinggian antara 50-100 m dpl. Kakao tidak menginginkan penyinaran penuh dengan kelembapan 75% serta suhu 22-250C. Kakao dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan PH 5.6 – 6.5. Dengan curah hujan 100-200 mm perbulan dengan 3-4 diantaranya bulan kering. 
            Kopi (Coffea Sp) merupakan tanaman yang berasal dari Ethiopia yang tumbuh di daerah pegunungan dan hampir di seluruh pegunungan ethiopia. Tanaman kopi mulai masuk ke Indonesia diperkirakan  pada tahun 1698-1699 yang dibawa oleh Belanda yang ditanam secara percobaan dalam masa tanam paksa karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Sentara produksi tanaman kopi di Indonesia yaitu provinsi Bali, Sumatra Utara, Aceh, Lampung, Sumatra Barat, Jawa Barat dan Sumatra Selatan.
            Ada beberapa jenis kopi yang ditanam di Indonesia antara lain : Kopi arabika untuk datara tinggi, kopi liberika dan robusta untuk dataran rendah serta kopi hibrida hasil persilangan antara kopi liberika, robusta dan arabika.
            Tanaman kopi memiliki akar tungga dengan akar tertier dan kuarter yang arah tumbuhnya keatas permukaan tanah dengan kedalaman 1-2 meter.Daun kopi berbentuk bulat telur agak runcing. Tumbuh pada cabang dengan susunan berpasangan, Batang tanaman kopi berbentuk ruas atau buku-buku. Setiap ruas memiliki daun yang berpasangan dan memiliki cabang autotrop dan plageotrop yang dapat menghasilkan buah seperti batang utama.Bunga tanaman kopi berwarna putih yang muncul pada setiap kelopak daun sedangkan buah kopi tumbuh pda  ketiak daun secara berdompolan. Bentuk buah kopi bulat dan berwarna hijau dan berwarna merah setelah tua.
            Syarat tumbuh tanaman kopi tergantung dari jenis kopi. Kopi arabika tumbuh pada daerah dengan ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 15-18 0C. Sedangkan kopi liberika tumbuh pada daerah dengan ketinggin 500-1500 dpl dengan suhu 17-20 0C dan Kopi robusta pada ketinggian 400-1000 mdpl dengan suhu 18-240C.
            Tanaman kopi pada umumnya tidak memerlukan penyinaran penuh dengan kelambapan 75% dengan curah hujan yang merata setiap tahun atau 80-100 mm perbulan dengan 3-4 bulan kering.Kopi tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki PH 5.5-6 dan dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
            Perbanyakan tanaman kakao dan kopi dapat dilakukan melalui biji dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman kokao dan kopi yang homogen, memiliki daya adaptasi tinggi, memiliki perakaran yang kuat dan terhindar dari gangguan hama dan penyakit karena telah terseleksi dan dilakukan perawatan secara intensif selama persemaia. Pada tanaman kopi dapat juga dilakukan perbanyakan melalui stek.Penanaman tanaman kopi dan kakao perlu diberi perlindungan baik pelindung sementara maupun pelindung tetap. Pemberian tanaman pelindung untuk mengatur penyinaran dan kelembapan serta suhu pada areal pertanaman.
            Selain itu, untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi serta untuk mengatur intensitas penyinaran, suhu dan kelambapan perlu dilakukan pemangkasan pada tanaman pelindung maupun tanaman kopi itu sendiri yang dibarengi dengan pemupukan pada tanaman kopi.Pemangkasan dan pemupukan pada kopi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kopi serta untuk merangsang pembungaan dan pembuahan sehingga tanaman kopi mampu menghasilkan buah dengan maksimal.
Kakao dan kopi merupakan tanaman perkebunan yang memiliki prosepek yang bik untuk dikembangkan. Peningkatan produksi dan kualitas hasil produksi kedua komoditas perkebunan ini perlu dilakukan dengan teknologi budidaya yang baik serta penggunan bibit atau benih yang  unggul.
      Penerapan budidaya yang baik pada tanaman kopi dan kakao sangat menentukan hasil dan kualitas hasil. Penerapan budidaya itu antara lain pemberian pohon pelindung yang tepat, pemeliharaan dan penggunaan varietas-varietas unggul. Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan tanaman kakao dan kopi yang baik dan unggul ialah dengan melakukan perbanyakan tanaman kakao dan kopi yang berasal dari induk yang unggul.Perbanyakan tanaman kakao dapat dilakukan melalui benih atau biji. Dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk biji yang akan dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman sehingga tercipta peningkatan produksi dan kualitas produksi.
      Syarat benih atau biji kakao untuk bahan perbanyakan yaitu : asal usul pohon induk jelas, minimal berumur 5-15 tahun, bebas dari serangan hama dan penyakit, produksi tinggi,memiliki buah yang bagus dan memiliki pertumbuhan dan daya adaptasi  yang luas.Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan melalui biji dan stek. Untuk biji induk harus jelas varietasnya, buah telah matang secara fisiologis, sumber biji serta memiliki  ukuran yang homogen. Sedangkan untuk stek kebun kopi yang akan dipergunakan sebagai pohon induk terisolasi dari kebun lain, identitas pohon induk jelas, memiliki daya adaptasi luas dan telah berumur minimal 5-25 tahun.
      Faktor lain menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman kopi adalah faktor budidaya yang meliputi cara penanaman dan pengaturan pohon pelindung kopi, dan perwawatan tanaman kopi yang meliputi pemangkasan dan pemupukan.
Tanaman kopi merupakan tanaman yang tidak menghendaki penyinaran penuh sehingga perlu pemberian pohon pelindung yang terdiri dari pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap yang berfungsi mengatur penyinaran, suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi.
      Perawatan tanaman kopi merupakan hal yang paling menentukan pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas dan kuantitas produksi. Dengan perawatan yang baik tanaman kopi akan menghasilkan produksi tinggi dengan kualitas bagus. Sedangkan jika perlakuan perawatan tidak baik, kopi tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perawatan tanaman kopi yang berfungsi untuk mengatur bentuk percabangan dan tinggi tanaman, mengatur C/N ratio, tingkat dan kualitas produksi, dan pembungaan serta penanggulangan hama dan penyakit tanaman kopi.
      Pemangkasan tanaman kopi terdiri dari pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, pemangkasan cabang primer dan pemangkasan reguminasi selain pemangkasan terhadap tanaman kopi juga dilakukan pemangkasan terhadap pohon pelindung.Pemangkasan bentuk dilakukan untuk menghasilkan cabang plageotrop dan autotrop yang produktif dan mengatur tinggi tanaman kopi. Pemangkasan produksi dilakukan untuk membuang cabang yang tidak produktif, membung cabang-cabang liar, mengatur C/N ratio untuk merangsang pembungaan. Sedangkan pemangkasan cabang primer untuk merangsang pembentukan cabang autotrop dan plegeotrop baru yang produktif. Sementra pemangkasan reguminasi dilakukan untuk  menghasilkan tunas baru sebagai peremajaan tanaman kopi yang tidak produktif lagi.
Pemangksan pada pohon pelindung dilakukan untuk mengatur penyinaran serta mendapatkan tajuk pohon pelindung yang ideal untuk menaungi tanaman kopi serta mengatur sirkulasi udara sehingga suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi menjadi optimum atau ideal bagi tanaman kopi.Kegiatan pemangkasan tanaman kopi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil bila dilakukan bersamaan dengan perlakuan pemupukan pada tanaman kopi.
Pemupukan pada tanaman kopi berbeda dengan tanaman perkebunan lain karena memiliki pertumbuhan akar mengarah keatas permukaan tanah. Sehingga perlu dilakukan pemupukan dengan cara pembuatan lubang pemupukan dengan ukuran 1 X 2 meter. Selain sebagai tempat penyebaran pupuk lubang tersebut juga berfungsi untuk mengumpulkan cabang-cabang kopi hasil dari sisa pemangkasan yang akan didekomposisikan oleh bakteri menjadi pupuk organik bagi tanaman kopi. Pemupukan dan pemangkasan dilakukan secara bersamaan dengan interval 2 kali dalam setahun. 

Perbanyakan Tanaman Kakao Melalui Biji
            Perbanyakan tanaman kakao dapat dilakukan melalui biji dengan syarat-syarat biji yang digunakan berasal dari pohon induk yang jelas identitasnya, matang secara fisiologis, pohon induk memiliki adaptasi yang luas, produksi tinggi dan terhindar dari serangan hama dan penyakit.
            Tujuan dilakukan perbanyakan tanaman kakao melalui biji yaitu  untuk mendapatkan bibit yang lebih baik, pertumbuhan tanaman kakao yang homogen, meningkatkan daya adaptasi kakao, menghindari gangguan hama dan penyakit serta mempermudah penanaman dilapangan.
            Cara perbanyakan tanaman kakao melalui biji adalah sebagai berikut :
1.      Potong bagian ujung-ujung buah kakao (1/3)
2.      Ambil bagian tengah buah kakao kemudian keluarkan biji kakao dari dalam buah
3.      Bersihkan biji kakao dengan sekam padi dan pasir untuk menghilangkan daging dan lendir pada biji kakao
4.      Tanaman biji kakao pada polybag yang telah disiapkan
5.      Lakukan penyiraman dengan interval 2 hari sekali

Perbanyakan Tanaman Kopi Melalui Biji
            Perbanyakan tanaman kopi dilakukan dengan cara generatif dan vegatatif yaitu perbanyakan malalui biji dan melalui stek. Perbanyakan tanaman kopi melalui biji lebih familiar digunakan dalam usaha perbanyakan tanaman ini. Hal ini dikarenakan lebih mudah dilakukan dari pada stek.

            Perbanyakan melalui biji dilakukan untuk memperoleh pertumbuhan yang lebih seragam dan untuk proses penyeleksian tanaman sebelum dilakukannya penanaman. Seleksi itu meliputi penyeleksian terhadap penyakit yang dibawa dari induknya, daya adaptasi tanaman kopi terhadap lingkungan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan perbanyakan tanaman kopi melalui biji diantaranya ialah tempat persemaian yang harus dekat dengan sumber air,  dekat dengan kebun yang akan diusahakan, tempatnya datar, terhindar dari gangguan, dan mudah dilakukan pengawasan.
            Syarat-syarat  yang harus dipenuhi buah kopi untuk menjadi bahan perbanyakan melalui biji yaitu :
1.      Diperoleh dari pohon induk yang jelas identitasnya
2.      Sumber buahnya dari mana
3.      Biji kopi telah mantang secara fisiologis
4.      Homogen dilihat dari ukuran biji kopi
Adapun cara atau teknik perbanyakan tanaman kopi melalui biji adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan biji kopi yang berasal dari induk yang jelas jenis varietasnya
2.      Lepaskan kulit biji kopi dengan sekam padi dan pasir
3.      Setelah kulit biji terkelupas dan bersih atau lendir pada biji kopi hilang biji kopi kemudian disemaikan atau ditanam di dalam polybag
4.      Media persemaian kopi yaitu tanah dengan lapisan pasir pada bagian atasnya setebal 5 cm
5.      Tanaman benih kopi dengan kedalaman 3-5 cm dengan bagian yang terbelah menghadap keatas
6.      Lakukan penyiraman 1 x 1 hari dan biji akan berkecambah pada umur 21 hari setelah persemaian
7.      Tanaman kopi siap ditanam ke lapangan setelah berumur 9-12 bulan dan mulai berbuah setelah berumur 2.5-3 tahun setelah tanam.

Perbanyakan Tanaman Kopi Melalui Stek
            Perbanyakan tanaman kopi melalui stek biasanya dilakukan dalam usaha peremajaan tanaman kopi yang tidak produktif lagi dengan cara acak yang disebut dengan replanting. Namun perbanyakan tanaman melalui stek juga dapat dilakukan melalui persemaian yang berasal dari cabang-cabang tanaman kopi.
            Tujuan dilakukannya stek pada tanaman kopi yaitu untuk mendapatkan tanaman yang cepat menghasilkan, tanaman kopi  yang rendah, memiliki sifat yang sama dengan induknya, dan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki daya adaptasi dan perakaran yang kuat.
            Syarat-syarat pohon induk tanaman kopi yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman melalui stek yaitu :
1.      Tanaman yang dijadikan pohon berasal dari kebun yang terisolasi dari perkebunan lain
2.      Memiliki identitas pohon induk yang jelas
3.      Telah berumur minimal 5 tahun dan maksimal 25 tahun
4.      Memiliki daya adaptasi yang luas
5.      Terhindar dari gangguan hama dan penyakit
6.      Memiliki produksi dan kualias produksi yang tinggi dan baik.
Adapun tata cara melakukan perbanyakan tanaman kopi melalui stek yaitu :
1.      Pilihlah cabang tanaman kopi yang masih muda dan sehat
2.      Potong cabang tersebut dengan kemiringan 130 0 atau miring dengan panjang minimal 15 cm atau tiga ruas cabang kopi
3.      Rendam potongan cabang kedalam air untuk menghindari pembusukan akibat angin
4.      Oleskan zat perangsang tumbuh dari golongan giberilin pada bagian bawah untuk merangsang pertumbuhan akar
5.      Setelah diolesi dengan giberilin stek kopi ditanamn dalam polybag dengan membut lubang terlebih dahulu kira-kira seukuran stek
6.      Tanam stek kopi pada kedalaman 5-7 cm kemudian tekan agar tanah menjadi pada dan stek tidak mudah roboh dan goyang
7.      Stek tanaman kopi dapat dapat ditanam ke lapangan setelah berumur 16-24 bulan dan mulai berbuah setalah berumur 1.5 – 2 tahun setelah tanam

Penanaman Tanaman Kopi
            Kopi merupakan tanaman perkebunan yang tidak membutuhkan penyinaran penuh artinya kopi membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman pelindung tersebut memiliki fungsi sebagai naungan, pengatur intensitas penyinaran, suhu dan kelembapan pada areal pertanaman.           
Penanaman tanaman kopi membutuhkan beberapa persyaratan yang harus di penuhi sebelum dilakukannya penanaman. Syarat-syarat itu antara lain yaitu : lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh kopi, pengaturan jarak tanam yang sesuai, pohon pelindung baik pelindung sementara maupun tetap dan tanaman kopi yang akan ditanam.
Adapun tahap-tahap dalam penanaman kopi adalah : pembersihan lahan yang akan digunakan sebagai kebun kopi, pemetaan atau pengaturan jarak tanam, penanaman cover crop, penanaman pohon pelindung sementara, penanaman pohon pelindung tetap, pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam dan penanaman kopi.
             Langkah-langkah dalam menanam tanaman kopi yaitu :
1.      Siapkan peralatan yang diperlukan seperti cangkul, pupuk NPK dan bibit kopi
2.      Ukur jarak tanaman kopi sehingga pohon mendapat naungan yang sesuai dari pohon pelindung sementara ataupun tetap
3.      Buat lubang tanam dengan mencangkul tanah sedalam kurang lebih 15-25 cm
4.      Buka polybag dan keluarkan pohon kopi kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat
5.      Berikan pupuk NPK disekitar tanaman kopi dan jangan terlalu dekat dengan batang tanaman kopi dengan dosis pemupukan yang telah dianjurkan
6.      Tutup kembali lubang tanam tersebut menggunkan tanah dan tekan agar tanah menjadi padat dan tanaman kopi tidak mudah roboh akibat terpaan angin

Pemangkasan Tanaman Kopi
            Tanaman kopi merupakan tanaman yang menghendaki perlakuan yang intensif untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan serta produksi yang tinggi. Perlakuan itu meliputi pemeliharan tanaman kopi yang baik. pemeliharaan tanaman kopi diantaranya adalah perlakuan pemangkasan baik tanaman kopi maupun tanaman pelindung.
Pemangkasan tanaman kopi dan pelindung dilakukan untuk mengatur percabangan tanaman kopi dan pohon pelindung, tinggi tanaman kopi dan pelindung, C/N ratio,mengatur suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi, pengaturan penyinaran dan proses inisiasi pembungaan pada tanaman kopi.
            Pemangkasan pada tanaman kopi dibedakan atas 4 bagian yaitu :
1.      Pemangkasan bentuk yang terdiri dari pemangkasan tajuk berbatang tunggal dan berbatang ganda. Adapun cara pemangkasan bentuk yaitu :
a.       Pilihlah batang utama yang akan dipotong untuk batang tunggal dan lakukan pembubunan untuk bentuk cabang ganda setinggi 20-30 cm
b.      Potong batang utama dengan ketinggin 50 cm dari permukaan tanah
c.       Pelihara tunas-tunas yang tumbuh dari bekas potongan cabang utama tersebut
d.      Potong tunas tersebut dan pilihlah tunas yang akan ditumbuhkan sebagai batang utama dan untuk batang ganda pilihlah 2 atau 3 tunas kemudian tarik menggunakan tali dan dirundukan  ke bawah dengan pancang dan biarkan tumbuh 2 sampai 3 tunas dari batang yang dirundukan tadi
e.       Potong kembali cabang utama tersebut bila tingginya telah mencapai 80-100 cm dan kemudian potong kembali setiap tingginya 1.2 m dan seterusnya
2.      Pemangkasan pemeliharaan atau produksi yang terdiri dari pemangkasan ringan dan berat. Pelaksanaan pemangkasan produksi yaitu :
a.       Potonglah tunas-tunas wiwilan yang tumbuh pada batang utama, autotrof dan plageotrof
b.      Selain itu potong juga cabang-cabang autotrof dan plageotrof yang tidak produktif
c.       Potong cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit
3.      Pemangkasan cabang primer khusus untuk cabang-cabang autotrof dan plageotrof. Pemangkasan cabang primer dilakukan dengan cara :
a.       Memotong cabang-cabang autotrof dan plegeotrof yang terlalu panjang atau tinggi
b.      Memotong cabang-cabang yang terserang  ham dan penyakit
4.      Pemangkasan reguminasi pada tanaman kopi yang tidak produktif lagi. Adapun cara pemangkasan reguminasi adalah sebagai berikut :
a.       Batang utama dipotong miring pada ketinggian 40 cm dari tanah
b.      Biarkan tumbuh tunas pada potongan batang utama tersebut
c.       Pilihlah satu tunas yang bagus kemudian pelihara sebagai batang utama baru
d.      Setelah tumbuh lakukan pemangkasan bentuk, produksi dan cabang primer.

Pemupukan Tanaman Kopi
             Pemupukan pada tanaman kopi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan pemangkasan. Pemupukan tanaman kopi memiliki ciri khas yang membedakan dengan cara pemupukan pada tanaman perkebunan lainnya.
            Hal ini dikarenakan pertumbuhan akar pada tanaman kopi mengarah keatas permukaan tanah. Selain itu sisa-sisa tanaman kopi dari pemangkasan jumlahnya sangat banyak serta memiliki kandungan hara yang cukup tinggi sehingga dapat dipergunakan kembali melalui proses pengomposan oleh tanah.
            Pemupukan kopi dilakukan dengan cara pembutan lubang pemupukan dengan ukuran 1 x 2 meter dengan kedalaman 1 meter. Lubang ini berfungsi sebagai tempat penyebaran pupuk dan untuk membuang sisa tanaman kopi hasil pemangkasan. Setelah penuh tutup kembali lubang tersebut dan buat lubang kembali disebelah lubang tersebut begitu sampai putaran pembutan lubang kembali kepada lubang pertama pemupukan kopi.
            Pupuk yang baik digunkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi adalah pupuk organik. Selain itu memiliki manfaat membentu dalam menyerap dan meyimpan air, memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

sertifikasi benih


Peningkatan produksi tanaman merupakan suatu kegiatan dan target utama yang  harus dicapai oleh para petani. Untuk mencapai target peningkatan produksi kualitas hasil memerlukan kerjasama dari semua pihak yang dalam hal ini adalah pihak atau para ahli pemulian tanaman dalam menghasilkan benih atau tanaman yang  unggul, memiliki produksi tinggi serta kualitas hasil produksi yang baik.
            Syarat-syarat benih yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman harus berasal dari induk yang jelas asal usulnya, memiliki produksi tinggi, memiliki daya adaptasi luas, tahan terhadap serangan hama dan  penyakit serta matang secara fisiologis.
            Benih bermutu tinggi mutlak harus dipergunakan dalam usaha peningkatan produksi tanaman disamping perlakuan-perakuan dalam budidaya tanaman. Benih unggul atau benih yang baik merupakan bakal calon tanaman yang akan menentukan jumlah dan kualitas produksi dengan sifat genetis yang dibawa dari induk tanaman tersebut. Untuk menghasilkan benih yang layak untuk bahan perbanyakan tanaman yang memiliki daya kecambah tinggi, kotoran rendah, produksi tinggi, tahan terhadap serangan hama penyakit, dan memiliki daya adaptasi yang luas perlu dilakukan pengujian-pengujian terhadap benih tersebut serta perlakuan-perlakuan khusus terhadap benih sebelum disebar kepara petani.
            Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam memperoleh benih yang layak dijadikan sebagai bahan perbanyakan tanaman meliputi daya kecambah, kecepatan berkecambah, kemurnian benih, dan stuktur dan tekstur benih. Selain pengujian, kualitas benih sebagai bahan perbanyakan tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air benih dan lama penyimpanan benih. Jika kadar air dalam benih tinggi maka benih tidak akan baik jika dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Begitu juga bila lama penyimpanan benih.
Bila benih terlalu lama disimpan akan mengurangi kemampuan berkecambah benih. Hal ini dikarenakan benih yang kadar air nya tinggi serta waktu penyimpanan yang lama akan mengalami proses metabolisme sehingga terjadi perubahan dan perombakan senyawa-senyawa penting dalam benih sehingga mengurangi daya kecambah dan kecepatan berkecambah benih.
Dalam upaya peningkatan produksi tanaman hal utama yang menjadi prioritas adalah penyediaan benih yang bermutu tinggi yang bersertifikat  yang telah diperlakukan secara khusus dengan pengujian-pengujian yang yang telah dilakukan oleh para ahli pemulia tanaman (Saeni.).
Benih merupakan bahan perbanyakan tanaman yang erat hubungannya dengan usaha peningkatan produksi tanaman yang membawa sifat dan informasi genitik dari pohon induknya. Benih bermutu tinggi atau benih berkualitas memiliki beberapa komponen penting yang menjadikannya sebagai benih unggul yang layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Komponen-komponen benih tersebut ialah daya kecambah,  kecepatan berkecambah, kadar air, lama penyimpanan serta kemurnian benih. Daya kecambah benih akan mengalami kemunduran yang disebabkan oleh lamanya periode penyimpanan, kadar air yang tinggi sehingga viabilitasnya rendah. Menurut Sutopo (1984) benih dengan kadar air tinggi serta lamanya periode penyimpan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman karena telah mengalami proses perombakan senyawa-senyawa didalam benih yang menyebabkan rendahnya viabilitas benih (Sutopo.1984)
Menurut Kamil (1984) bahwa daya kecambah benih yang baik untuk digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman minimal 80%. Jika daya kecambah benih dibawah 80% maka benih tersebut tidak layak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman (Sadjad,S.1974).
Menurut Kamil (1984) dan Mayer and Mayber (1894) bahwa pada proses perkecambahan pada tanaman yang terjadi pertama kali adalah proses pemanjangan pada sel akar dan kemudian diikuti oleh pemanjangan pada batang. Pemanjangan pada akar dilakukan oleh tanaman pertama  kali bertujuan untuk mengabsorbsi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kemudian ditransfer ke batang sehingga proses metabolisme dan fisiologi tumbuhan berjalan lancar kemudian baru terjadi pemanjangan pada batang dan diikuti oleh jaringan-jaringan lain pada tanaman jagung (Sutopo.1984).
Untuk mengetahui daya kecambah benih, kecepatan berkecambah, kadar air dalam benih perlu dilakukan beberapa pengujian untuk menentukn benih tersebut baik atau tidak dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Pengujian-pengujian pada pada umumnya meliputi kemurnian benih, daya kecambah benih, kecepatan berkecambah, pertumbuhan akar dan batang. Kemurnian benih menentukan kualitas dari benih yang akan dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Benih dengan kemurnian tinggi diatas 90% menentukan bahwa benih tersebut layak digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Unsur-unsur yang diuji dalam kemurnian benih meliputi kotoran benih, benih tanaman lain, benih rerumputan.
Benih yang baik digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman maksimal memiliki kotoran benih lain 2%, kotoran benih 2%, benih rerumputan 1% dan kemurnian benih minimal 90%. Daya kecambah dan kecepatan berkecambah mempengaruhi persentase pertumbuhan benih. Semakin cepat kecepatan dan tinggi daya kecambah akan semakin tinggi persentase tumbuh. Benih yang baik dipergunakan sebagai bahan perbanyakan adalah yang memiliki daya kecambah minimal 95%.Pertumbuhan akar dan batang pada tanaman tidak sama, dimana pertumbuhan akar lebih panjang pada awal pembentukan setelah  itu baru terjadi pemanjangan pada bantang dimana terjadi proses absorbsi unsur hara oleh akar yang akan dipergunakan tanaman untuk proses pemanjangan batang, pembentukan daun serta buah.


I.     Struktur Benih Monocotil dan Dicotil
a.       Tujuannya adalah untuk melihat dan mempelajarin struktur benih Monocotil dan dicotil
b.      Bahan dan alat yang diperlukan adalah benih jagung, padi, kedelai, kacang tanah, dan jarak. Sedangkan alat yang digunakaan adalah pisau, luv, buku gambar dan pensil.
c.       Prosedur praktikum ialah dengan menggambar pandangan luar dan pemandangan dalam dengan membuat irisan membujur dan melintang dari benih
II.  Analisa Kemurnian Benih
a.       Tujuannya adalah untuk menganalisa komponen pada benih yang akan diuji dan mengetahui identitas macam-macam spesies benih dan bagian-bagian kotoran benih yang terdapat dalam benih contoh
b.      Bahan dan alat yang digunakan adalah benih padi, kedelai, jagung, timbangan, pinset dan luv.
c.       Prosedur kerja
                                  i.     Campurkancontoh benih samapai homogen
                                 ii.     Timbang benih contoh sebanyak 50 gram
                               iii.     Pisahkan komponen-komponen yang ada pada benih
1.      Benih murni
2.      Kotoran benih
3.      Benih tanaman lain
4.      Benih rerumputan
                              iv.      Timbang masing-masing komponen benih
III.   Uji Daya Kecambah (Standar Germenation Test)
a.      Tujuan dilakukan uji daya kecambah adalah untuk menentukan daya kecambah benih yang akan diuji
b.      Bahan alat yang digunakan ialah benih jagung, kertas stensil, benihj padi, benih kedelai dan rak penyimpanan benih.
c.      Prosedur praktikum yaitu dengan mengecambahkan benih dalam gulungan kertas yang telah dibasahi terlebih dahulu. Kertas stensil sebanyak tiga lembar yaitu dua lembar untuk bagian bawah dan satu untuk bagian atas atau penutup. Jumlah benih yang dikecambahkan untuk setiap gulungan 50 butir  dengan 3 kali  ulangan.
d.      Pengamatan pertama dilakukan 5 hari setelah benih dikecambahkan kemudian diamati setiap 2 hari sekali sampai hari ke 10 atau tidak ada lagi benih yang akan berkecambah. Untuk menghitung persentase benih yang berkecambah dengan rumus                                                                                      
                           jumlah benih yang berkecambah      
% kecamabah =                                                      X 100%                                                  jumlah benih yang dikecambahkan
IV.    Uji Kecepatan Berkecambah
a.       Tujuannya adalah untuk mengetahui indek perkecambahan benih dan vigor benih sampel
b.      Bahan dan alat yang digunakan antara lain benih padi, jagung, kedelai, kertas stensil, dan rak penyimpanan benih.
c.       Prosedur  kerja praktikum yaitu dengan mengecambahkan benih dalam gulungan kertas stensil yang telah dibasahi terlebih dahulu seperti pada SGT dengan benih yang ditanam 30 buah dengan 3 kali ulangan
d.      Pengamatan dilakukan setiap hari hingga hari ke 10 atau sampai tidak ada lagi benih yang berkecambah. Dengan menghitung persentase kecepatan berkecambah yaitu jumlah benih berkecambah dibagi dengan jumlah hari berkecambah.
V.                 Uji Pertumbuhan Radix dan Plumul (Akar dan Batang)
a.       Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan dan perpanjangan akar dan batang kecambah dan menentukan vigor benih
b.        Bahan dan alat yang digunakan : benih jagung, kedelai, padi, kertas stensil, rak penyimpanan benih
c.       Cara kerja praktikum : kecambahkan benih pada gulungan kertas stensil dengan 3 kali ulangan dimana setiap ulangan mengecambahkan 15 butir benih
d.      Pengamatan pertama dilakukan 5 hari setelah dikecambahkan dan kemudian setiap dua hari sekali sampai 5 kali pengamatan. Dengan mengukur panjang akar dan batang dengan mili atau cm. Hitung rata-rata panjang akar dan batang pada akhir pengamatan














bagaimana pendapat anda mengenai blog ini?